Aloha semua,,, kembali lagi di blog kesayangan kalian ALL ABOUT ASIAN DRAMA..
sumber gambar: tenor.com
Mungkin kalian akan kaget dengan konten kali ini. Biasanya saya hanya akan mengupload beberapa drama Asia yang baru saja saya finalkan nontonnya, lalu saya informasikan kepada kalian semua, jadi tunggu saja kelanjutannya ya, saya sudah siapkan beberapa drama yang nanti akan saya review.
Oke, kembali ke topik, sebenarnya ini adalah inisiatif saya, dan sudah dari kemarin-kemarin saya ingin share, belajar bareng untuk bisa lebih bijak dalam menanggapi hal apapun, termasuk mengenai hot topic ini. Yap, soal manipulasi data yang akhir-akhir ini sedang menjadi perbicangan publik, khususnya untuk kalian yang menjadi fans dari grup idol WANNA ONE dan I.O.I.
Sebelumnya saya ingin menggaris bawahi dulu bahwa pendapat ini adalah bersifat subjektif, jadi kalau kalian setuju ya its okay, kalau tidak ya tidak apa-apa. Di sini saya juga tidak bermaksud untuk memprovokasi ataupun sejenisnya, NO!! okay.
Siapa sih yang tidak kenal dengan grup idol besutan Produce 101 (wana one dan I.O.I) ? Jujur memang berita yang sekarang ini beredar, hampir 90% membuat saya agak kecewa, apalagi dengan tindakan memanipulasi data yang katanya dilakukan oleh pihak yang bersangkutan yakni Ahn Joon Young selaku producing director.
Kecewa, marah, pasti ada sampai saat ini untuk saya, bahkan kalian yang mungkin baru saja mendengar kabar yang baru saja beredar di berita online. Namun bukan itu yang akan saya bahas.
sumber gambar: liputan6.com
Kita tahu bahwa hal tersebut adalah tindakan yang salah, apalagi sudah ada beberapa member grup dari wanna one yang nama-namanya sudah disebutkan oleh pihak yang bersangkutan.
Yang dilakukan oleh beberapa pihak yang bersangkutan, entah yang memanipulasi baik yang dimanipulasi datanya, keduanya melakukan hal yang salah. Tapi, yuk coba kita sebagai para fans dari mereka (terutama untuk saya), yuk tetap support mereka, meski jalan yang mereka lalui dulu itu salah.
Mereka juga manusia, dan mereka juga memiliki perasaan yang sama dengan kita. Mereka juga punya emosi, dan pasti merasakan rasa bersalah. Mereka tidak ada bedanya sama kita. Dan kenapa di judul awal saya menggunakan kata "rangkul"?
Karema, siapa lagi yang mau merangkul mereka atas keadaan yang mereka alami saat ini. Mereka juga manusia, dan pernah melakukan kesalahan. Saya tidak munafik, saya juga pernah melakukan sebuah kesalahan, dan itu sampai detik ini masih membuat saya merasakan rasa sakit, menyesal, jika kembali teringat hal tersebut.
Tapi, yuk, coba rangkul mereka, dengan kita sebagai nitijen ataupun orang-orang yang disekitar mereka, rangkul mereka, kasih support kepada mereka meski harus ada beberapa kata yang mungkin menjadi nasihat untuk mereka.
sebuah rangkulan, sebuah kata-kata nasihat yang bijak untuk beberapa orang yang melakukan kesalahan, itu sangat berarti sekali dibandingkan dengan nasihat yang jatuhnya adalah menghakimi orang-orang yang melakukan kesalahan tersebut.
Dan kenapa begitu, karena saya pernah merasakan berada di tempat tersebut. Ya, saya melakukan sebuah kesalahan, tapi di sekitar saya malah menjugde, bahkan menghakimi saya. Jujur itu membuat kondisi psikis saya cukup terganggu.
Ada baiknya jika kita bijak dalam menelaah sesuatu, entah berita ataupun lainnya. Ini juga menjadi pembelajaran buat kita jika kita kedapatan teman ataupun orang-orang yang ada di sekitar kita, kepergok berbuat kesalahan.
bener deh, dengan memberikan nasihat sama orang yang berbuat salah, ngomong baik-baik, kasih solusi dengan kata yang baik-baik, jujur itu masih bisa diterima oleh kita yang melakukan kesalahan tersebut (dibandingkan dengan apa yang saya dapatkan dan saya alami sebelumnya).
Kami bisa lebih respect lagi dan bisa lebih memahami tindakan apa nantinya agar bisa memperbaiki semuanya. Sama hal nya dengan kasus ini. Kita tidak pernah tahu kondisi mereka sekarang itu bagaimana.
Apakah mereka akan syok, atau bahkan lebih parah dari ini. Mungkin mereka terlihat baik-baik saja untuk detik ini. Tapi kita tidak pernah tahu bagaimana mereka di belakang layarnya setelah mereka mendapatkan berita seperti ini.
bener deh, jadi idol itu tidak semudah membolak-balikan telapak tangan kita. Saya sering banget nonton beberapa video di YouTube tentang mengulas bagaimana mereka-mereka bersaing untuk menjadi idol grup.
Asli, saya membayangkannya saja sudah geleng-geleng kepala, bahkan saya sampai berfikir bahwa kalau saya berada di posisi mereka, pasti saya sudah dari awal akan resign dari dunia entertaiment Korea karena sudah tidak sanggup.
Tapi apa? Mereka lawan rasa seperti itu demi impian mereka menjadi idol K-pop.
Itulah beberapa hal yang saya sampaikan hari ini. Semoga dengan ulasan ini, kita bisa lebih bijak dalam menanggapi berbagai berita atau hal apapun di sekitar kita.
semoga hari ini menyenangkan untukmu..
salam
writer
writer
Komentar
Posting Komentar